Testimoni
“Seperti biasa, tulisan Mas Dwi Suwiknyo selalu asyik dan inspiratif untuk dibaca dan perlahan direnungi. Betapa sering kita meragukan diri sendiri dan tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk bertumbuh. Bahkan, tak jarang kita seringkali menjustifikasi diri sendiri: kita nggak mampu, kita nggak sanggup, atau kita nggak pantas. Namun, hei, tanpa disadari kita telah mengubur potensi dan kesempatan yang Allah berikan. Bukankah itu sama dengan menzalimi diri sendiri?
Buku ini mengajak kita untuk lebih mengenal diri sendiri dan mencintai segala hal yang ada di dalamnya untuk didayagunakan dan dimaksimalkan agar kita dapat menjadi versi terbaik dari diri kita yang sebelumnya. Wajib dibaca bila kamu ingin hidup bahagia tanpa memandingkan dirimu sendiri dengan orang lain.”
—Harun Tsaqif (@haruntsaqif), Penulis Buku Bestseller Perempuan Teduh
“Buku yang sangat mewakili perasaan orang akhir-akhir ini, khususnya untuk diri sendiri. Bagaimana caranya mencintai dan menghargai diri sendiri. Tentu Allah punya cara bagaimana menenangkan hamba-Nya, maka lewat buku ini serasa dipeluk dengan hangat karena kalimatnya juga tidak menggurui. Agar letih berangsur pulih, sangat mewakili banyak orang yang masih belajar bagaimana mengenal diri lebih dalam.”
—Elda Rina (@elda_rina), Penulis Buku Bestseller I’m Not fine
“Sebuah buku motivasi diri yang ditulis dengan bahasa yang ringan tapi penuh filosofi dan langsung bisa dipraktikkan tahap demi tahap oleh siapa pun, terutama bagi generasi muda yang sedang galau mencari identitas dirinya. Saya kira, siapa pun harus bersyukur ketemu buku keren ini.”
—Dr. KH. Aguk Irawan MN, Lc., MA., Novelis, Esais, dan Pengasuh Pesantren Baitul Kilmah Yogyakarta
“Dalam diri manusia terdapat dua hal, yaitu jasad dan ruh. Banyak yang memperhatikan asupan jasad. Namun lupa asupan ruh. Sehingga ada orang yang tampak sehat dan kaya, tetapi rawan stres. Sedangkan ada orang yang hidup pas-pasan bisa bahagia. Di dalam buku Pak Dwi Suwiknyo ini disajikan asupan ruhiyah bagi pembacanya yang membuat jiwa menjadi tenang (muthmainnah).”
—Ustaz Muhtadin, S.Th.I, Dai Indosiar dan Pengkisah Nasional
“Kita sering mengukur sukses seseorang dari apa yang dimilikinya. Rumah megah, mobil mewah, istri cantik, outfit perlente dan seterusnya. Walhasil, kita memandang sebelah mata orang yang tidak memiliki simbol-simbol itu. Celakanya, kita hidup di era yang memuja hal itu. Segalanya dipertontonkan secara ekspresif sehingga kita kehilangan makna hakiki tentang hidup yang kita jalani. Buku yang ada di tangan Anda ini, mengajak untuk kembali merenungi jalan yang telah Anda tempuh. Apakah Anda sudah berada pada jalan kebahagiaan sejati atau justru tersesat pada jalan kebahagiaan semu. Bacalah! InsyaAllah mencerahkan.”
—Kiki F. Wijaya, Motivator, Soft Skills Trainer & Pegiat Psikologi Islam
“Mencintai diri sendiri agar sesuai arah jalan Islam, sebagaimana dikupas dalam buku ini, sesungguhnya bukan untuk membuat kita jemawa pada kecakapan dan kapasitas memesona yang ada dalam diri kita. Kita mencintai semua itu karena semua itu bagian dari titipan Ilahi. Menjadi hamba yang memahami hakikat dengan kedalaman ilmu, mengantarkan kita sebagai sosok yang bestari menghargai diri pribadi. Menjadi sosok dan personal yang autentik lagi utuh, tanpa mudah tergeledah oleh hasrat meniru teman sebaya atau model di luar sana.
Dengan bahasa yang mengalir lincah, diimbuhi panorama kisah dari lintas masa, tulisan Dwi Suwiknyo ini patut menjadi peneman bacaan dan koleksi di tas kesayangan kita. Menjadi alat bantu menakar diri kita untuk bermanfaat bagi sesama, selaku hamba Allah yang telah menitipkan banyak kelebihan dalam diri kita.”
—Yusuf Maulana, Pensyarah di Samben Library, Peneroka Pos-Islamisme, Penulis, dan Kurator Buku Keislaman
“Membaca tulisan Pak Dwi seperti air mengalir tanpa hambatan. Tulisan Pak Dwi
membuat kita penasaran. Sehingga sejak mulai membaca, kita tidak akan berhenti
sampai selesai. Kata-katanya ringan dan mudah dimengerti, serta memiliki makna yang dalam. Sederhana kelihatannya, tetapi di dalamnya kita akan menemukan trik-trik atau pesan-pesan yang sangat dekat dengan keseharian kita.”
—Dr. Wahidah Suryani, M.Si., Penulis Produktif dan Pengajar di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo
“Tulisannya ringan tetapi berbobot. Sederhana, isinya mudah dipahami semua kalangan. Tua muda, akademik maupun nonakademik.”
—Novy E.R., Karyawan dan Blogger
Reviews
There are no reviews yet.